Ibu Sumarni (63) anak pertama dari
Bapak Sumito ini yang lahir di Garasi Esto, meneruskan usaha Soto Garasi Esto
sampai saat ini. “Semua anak-anak Bapak Ibu, lahir di
Garasi Esto semua, makanya Ibu itu Keluarga Esto namanya.” Kata Ibu Sumarni. Beliau mulai bekerja sejak lulus Sekolah
Dasar. Orangtuanya memaksa beliau bekerja. Padahal, ibu Sumarni ingin sekali
meneruskan sekolah. Beliau sudah bekerja sekitar 50 tahun dan mewarisi usaha
keluarga ini.
Resep Warisan ini sudah banyak orang
yang ingin membeli, dari daerah Salatiga sendiri sampai pulau Kalimantan banyak
yang ingin membeli. Ibu Sumarni menolak tawaran 50 Juta demi menjaga Resep
Warisan keluarganya.”50 juta itu sekedipan mata saja bisa habis. Tapi, kalau
warisan itu harta paling berharga.” Kata Ibu Sumarni.
Warung Soto Garasi Esto ini buka
setiap hari di Jl. Pungkursari. Buka dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang.
Sekarang di depan garasi sendiri hanya buka setiap hari minggu saja karena
sedang ada renovasi di garasi. Kira-kira 50
porsi Soto yang beliau sediakan setiap harinya. Jika sotonya masih sisa,
Ibu Sumarni biasanya membagikan kepada tetangganya. “Puji Tuhan, sebelum jam 2
Soto selalu sudah habis karena Ibu masaknya pas. Tidak pernah kelebihan.” Kata
Ibu Sumarni.
Terkadang Ibu Sumarni mendapatkan
masalah dari pelanggan seperti, ada yang memesan satu porsi, tetapi dia
inginnya hanya setengah porsi. “Yang setengah Porsi itu ya Ibu kasih ke orang.
Biasanya selalu ada yang mau.” Jawab Ibu Sumarni.
Ibu Sumarni juga sering menghadapi
kenaikan harga bahan baku untuk racikannya. Tetapi, beliau tidak mau menaikan
harga, hanya porsinya saja yang dikurangi. “Kalau harga naik, nanti pelanggan
pada pergi.” Kata Ibu Sumarni.
Beliau bangun dari jam 2 pagi untuk membuat
racikan Soto. Soto Ibu Sumarni di racik dengan takaran yang sama sejak tahun
1953, dan Ibu Sumarni juga tidak mau memakai alat elektronik lainnya untuk
membuat racikan. “Anak-anak sudah membelikan banyak sekali alat elektronik,
tetapi ibu gak mau pakai. Nanti rasanya beda.” Jawab Ibu Sumarni.
Sejak dahulu Menu nya hanya Soto.
Tetapi, sekarang sudah banyak variasi makanan dari ide beliau sendiri. Ibu
Sumarni menambahkan berbagai macam gorengan dan kerupuk.
Sejak dahulu, ibu Sumarni dibantu oleh Keluarganya sendiri. Adiknya, Sri Surani, dibantu oleh suaminya, saat ini sedang membantu usaha Soto Garasi Esto ini. Total pekerja saat ini ada 6 orang dari keluarganya. Masing-masing ada 2 orang yang membantu di 3 warung Soto Garasi Esto ini. Cabang pertama terletak di Jl. Pungkursari. Cabang yang terbaru terletak di Lap. Pancasila. Pada awalnya, ide membuka cabang ini ditujukan untuk anak-anaknya. Tapi, tidak ada anak-anaknya yang mau meneruskan usaha warisan ini.
Sejak dahulu, ibu Sumarni dibantu oleh Keluarganya sendiri. Adiknya, Sri Surani, dibantu oleh suaminya, saat ini sedang membantu usaha Soto Garasi Esto ini. Total pekerja saat ini ada 6 orang dari keluarganya. Masing-masing ada 2 orang yang membantu di 3 warung Soto Garasi Esto ini. Cabang pertama terletak di Jl. Pungkursari. Cabang yang terbaru terletak di Lap. Pancasila. Pada awalnya, ide membuka cabang ini ditujukan untuk anak-anaknya. Tapi, tidak ada anak-anaknya yang mau meneruskan usaha warisan ini.
Keluarga beliau membantu tanpa mau
dibayar. Tetapi, Ibu Sumarni tetap akan memberi upah kalau beliau mendapat
untung yang lebih. Penghasilan Ibu Sumarni tidak banyak. Paling sedikit beliau
mendapatkan lima ratus ribu rupiah. Kalau sedang ramai, bisa sampai satu juta.
Sering kali beliau kekurangan uang.
Beliau meminjam uang kepada Bos di Garasi Esto. Karena sudah sejak kecil
tinggal di Garasi Esto, Bos nya pun tidak segan untuk membantu Ibu Sumarni.
Ibu Sumarni mempunyai resep sukses,
katanya, “Jujur, disiplin, dan tepat waktu.” Itu adalah kunci kesuksesan yang
beliau pegang sampai saat ini.