Pages

Saturday, December 29, 2012

Kuliner: Soto Garasi Esto




Soto Garasi Esto, warung makan soto yang terletak di depan Garasi Esto Salatiga ini berdiri sejak tahun 1953. Soto Garasi Esto didirikan oleh Bapak Sumito Kasdi dan Ibu Tukim. Memakai nama Soto Garasi Esto karena didirikan didepan Garasi Esto.  Pada awalnya Soto Garasi Esto hanya melayani para pekerja di Garasi Esto. Karena rasanya yang enak inilah, dari mulut ke mulut Soto Garasi Esto semakin di kenal banyak orang khususnya di Salatiga.


Ibu Sumarni (63) anak pertama dari Bapak Sumito ini yang lahir di Garasi Esto, meneruskan usaha Soto Garasi Esto sampai saat ini. “Semua anak-anak Bapak Ibu, lahir di Garasi Esto semua, makanya Ibu itu Keluarga Esto namanya.” Kata Ibu Sumarni.  Beliau mulai bekerja sejak lulus Sekolah Dasar. Orangtuanya memaksa beliau bekerja. Padahal, ibu Sumarni ingin sekali meneruskan sekolah. Beliau sudah bekerja sekitar 50 tahun dan mewarisi usaha keluarga ini.

Resep Warisan ini sudah banyak orang yang ingin membeli, dari daerah Salatiga sendiri sampai pulau Kalimantan banyak yang ingin membeli. Ibu Sumarni menolak tawaran 50 Juta demi menjaga Resep Warisan keluarganya.”50 juta itu sekedipan mata saja bisa habis. Tapi, kalau warisan itu harta paling berharga.” Kata Ibu Sumarni.

Warung Soto Garasi Esto ini buka setiap hari di Jl. Pungkursari. Buka dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang. Sekarang di depan garasi sendiri hanya buka setiap hari minggu saja karena sedang ada renovasi di garasi. Kira-kira 50  porsi Soto yang beliau sediakan setiap harinya. Jika sotonya masih sisa, Ibu Sumarni biasanya membagikan kepada tetangganya. “Puji Tuhan, sebelum jam 2 Soto selalu sudah habis karena Ibu masaknya pas. Tidak pernah kelebihan.” Kata Ibu Sumarni.

Terkadang Ibu Sumarni mendapatkan masalah dari pelanggan seperti, ada yang memesan satu porsi, tetapi dia inginnya hanya setengah porsi. “Yang setengah Porsi itu ya Ibu kasih ke orang. Biasanya selalu ada yang mau.” Jawab Ibu Sumarni.

Ibu Sumarni juga sering menghadapi kenaikan harga bahan baku untuk racikannya. Tetapi, beliau tidak mau menaikan harga, hanya porsinya saja yang dikurangi. “Kalau harga naik, nanti pelanggan pada pergi.” Kata Ibu Sumarni.

 Beliau bangun dari jam 2 pagi untuk membuat racikan Soto. Soto Ibu Sumarni di racik dengan takaran yang sama sejak tahun 1953, dan Ibu Sumarni juga tidak mau memakai alat elektronik lainnya untuk membuat racikan. “Anak-anak sudah membelikan banyak sekali alat elektronik, tetapi ibu gak mau pakai. Nanti rasanya beda.” Jawab Ibu Sumarni.

Sejak dahulu Menu nya hanya Soto. Tetapi, sekarang sudah banyak variasi makanan dari ide beliau sendiri. Ibu Sumarni menambahkan berbagai macam gorengan dan kerupuk.

Sejak dahulu, ibu Sumarni dibantu oleh Keluarganya sendiri. Adiknya, Sri Surani, dibantu oleh suaminya, saat ini sedang membantu usaha Soto Garasi Esto ini. Total pekerja saat ini ada 6 orang dari keluarganya. Masing-masing ada 2 orang yang membantu di 3 warung Soto Garasi Esto ini. Cabang pertama terletak di Jl. Pungkursari. Cabang yang terbaru terletak di Lap. Pancasila. Pada awalnya, ide membuka cabang ini ditujukan untuk anak-anaknya. Tapi, tidak ada anak-anaknya yang mau meneruskan usaha warisan ini.

Keluarga beliau membantu tanpa mau dibayar. Tetapi, Ibu Sumarni tetap akan memberi upah kalau beliau mendapat untung yang lebih. Penghasilan Ibu Sumarni tidak banyak. Paling sedikit beliau mendapatkan lima ratus ribu rupiah. Kalau sedang ramai, bisa sampai satu juta.

Sering kali beliau kekurangan uang. Beliau meminjam uang kepada Bos di Garasi Esto. Karena sudah sejak kecil tinggal di Garasi Esto, Bos nya pun tidak segan untuk membantu Ibu Sumarni.

Ibu Sumarni mempunyai resep sukses, katanya, “Jujur, disiplin, dan tepat waktu.” Itu adalah kunci kesuksesan yang beliau pegang sampai saat ini.